Daily Archives: October 2, 2012

Saingi Dubai, Bandara Abu Dhabi Mulai Kebanjiran Wisatawan

Saingi Dubai Bandara Abu Dhabi Mulai Kebanjiran Wisatawanconstructionweekonline.com

MESKIPUN merupakan negara muslim, Abu Dhabi semakin pasti menancapkan diri sebagai salah satu destinasi wisata favorit di dunia.

Tidak mengherankan bila Abu Dhabi International Airport melihat pertumbuhan yang kuat dalam jumlah penumpang dan lalu lintas kargo selama dalam delapan bulan pertama 2012.

Jumlah penumpang yang melewati Abu Dhabi antara Januari dan Agustus melonjak 21,5 persen dari tahun sebelumnya menjadi 9.680.000. Sementara lalu lintas kargo meningkat 17,3 persen menjadi 364.905 ton.

Angka itu diterbitkan oleh pihak Bandara Internasional Dubai awal pekan ini yang menunjukkan lalu lintas penumpang naik 13,4 persen menjadi 37.780.000 pada periode yang sama. Sedangkan volume angkutan diperluas 3 persen menjadi 1,48 juta ton.

Selama beberapa tahun terakhir, Bandara Abu Dhabi memang merupakan rumah bagi maskapai penerbangan Etihad. Bandara itu pun mulai menjadi pesaing yang signifikan untuk Bandara Internasional Dubai, basis maskapai penerbangan Emirates.

Salah satu alasannya adalah pertumbuhan industri pariwisata di Abu Dhabi. Kedatangan tamu hotel di Abu Dhabi naik 15 persen dari tahun sebelumnya dalam delapan bulan pertama tahun ini.

Kedua bandara menginvestasikan dana besar untuk mengantisipasi pertumbuhan lebih lanjut. Pada Juni lalu, Abu Dhabi menandatangani kesepakatan senilai US$2,9 miliar untuk pembangunan terminal baru, yang dibuka pada 2017.(Brisbanetimes/Pri/OL-13)

Hotel Terburuk di Dunia Rampung 3 Tahun Lagi

Hotel Terburuk di Dunia Rampung 3 Tahun Lagi
AKHIRNYA, setelah 25 tahun berjalan, Korea Utara (Korut) berharap bisa menyelesaikan proyek pembangunan hotelnya dalam waktu tiga tahun.

Padahal, hotel ini sebenarnya telah mendapatkan banyak kritik selama bertahun-tahun. Majalah Esquire malah menobatkannya sebagai ‘gedung terburuk dalam sejarah umat manusia’.

Mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il, yang meninggal tahun lalu, adalah orang yang menggagas proyek hotel berbentuk piramida dengan 105 lantai pada 1987. Hotel itu dinamai Hotel Ryugyong. Tapi sayangnya proyek ini telah berulang kali tertunda diakibatkan kondisi ekonomi yang memburuk.

Negara komunis itu memang mengalami masalah ekonomi hampir yang menimbulkan kelaparan dalam beberapa tahun terakhir. Saat perekonomian Korut mengambil terpuruk pada 1990-an, hotel itu mendapat julukan ‘Hotel of Doom’ dan ‘Hotel Phantom’.

Sebuah agen perjalanan Beijing, Koryo Tours, yang mengadakan perjalanan ke Korea Utara, memberikan sekilas pandangan tentang hotel itu. Selama kunjungan, mereka memberi tahu bahwa pemerintah Korea Utara mengatakan bahwa bangunan itu akan selesai dua atau tiga tahun lagi.

Namun, berdasarkan hasil foto yang diambil oleh Tours Koryo, terlihat interior beton yang luas masih belum selesai.

Hotel tersebut menawarkan sebuah platform dengan 95 lantai dengan panorama Pyongyang yang menakjubkan. Bangunan itu juga akan menjadi ruang perjamuan besar serta kantor-kantor dan apartemen.

Namun, hotel akan tetap tertutup untuk wisatawan sampai pembangunan interiornya rampung. (TheAge/Pri/OL-13)

Kok Buku Digital Lebih Mahal dari Cetak?

media_gadget_headline

PERCAYA atau tidak, ternyata harga sebuah buku digital (eBook) di Inggris bisa lebih mahal jika dibandingkan dengan edisi cetaknya. eBook novel terbaru pengarang Harry Potter, JK Rowling, The Casual Vacancy, dijual dengan harga sekitar Rp180 ribu, sementara edisi cetaknya yang dijual di toko daring Amazon seharga Rp135 ribu setelah diberi potongan harga dari Rp165 ribu.

Dari harga tersebut muncul pertanyaan mengapa eBook harus semahal itu padahal buku digital tidak memiliki ongkos produksi seperti edisi cetak. Lebih lanjut komisi Eropa sedang melakukan investigasi untuk melihat perkembangan pasar eBook setelah ada suara yang mengatakan bahwa penerbitan bisa bangkrut jika menjual dengan harga yang tinggi.

Namun para analis mengatakan tidak masuk akal jika harga eBook lebih murah dari edisi cetak. “Biaya penerbit sudah terstruktur sedemikian rupa, jadi tidak alasan eBook harus lebih murah,” ujar peneliti Ender Analysis Benedict Evans seperti dilansir Telegraph.

Seperti diketahui, dari 100 buku edisi cetak yang terjual di Amazon Inggris, juga terdapat 114 edisi digital yang dibeli konsumen. Maraknya eBook di negara tersebut disebabkan oleh komputer tablet Kindle yang diluncurkan sejak 2010. Perangkat tersebut sangat populer baik untuk pria dan wanit di segala usia.

Tata Kota Semakin Amburadul

Penulis : M Latief | Senin, 1 Oktober 2012 | 17:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Boediono meminta para pemangku kepentingan menyatukan pandangan dan langkahnya dalam membangun dan menata perkotaan agar dalam 20 hingga 50 tahun tetap sebagai kawasan memadai.

“Penataan kota harus direncanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan konsisten dan berkesinambungan dan tidak terhenti tiap lima tahun,” kata Wapres Boediono saat menyampaikan sambutan dalam memperingati Hari Habitat Dunia (HHD) 2012 di Istana Wapres Jakarta, Senin (1/10/2012).

Hadir dalam acara itu Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Menteri perumahan Rakyat Djan Faridz. Peringatan HHD diselenggarakan oleh Indonesia setiap tahun dengan penyelenggara utama bergantian antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat. Puncak peringatan HHD 2012 ditetapkan Badan PBB jatuh pada 1 Oktober 2012.

Menurut Boediono, sejumlah kota di negara berkembang banyak yang tidak mampu memberi kualitas hidup memadai bagi penduduknya dan kondisi itu adalah nyata. Dia mengingatkan, kalau negara berkembang tidak memiliki rencana perkotaan yang pas dan konsisten, akan muncul suatu problema lebih besar yang pada akhirnya akan memunculkan akumulasi arus urbanisasi.

“Sebelum kita pada tingkat seperti itu, maka perlu dipikirkan pembangunan kota di daerah untuk jangka menengah,” kata Wapres.

Boediono mengatakan, landasan utama untuk mengatasi arus urbanisasi adalah menyatukan pandangan semua pemangku kepentingan, baik kelompok pemerhati, ahli di universitas, serta pimpinan dunia usaha yang memiliki kepedulian memperbaiki tata kota. Ia mengaku yakin, jika semua pihak bisa menyatukan pandangan dan langkah, penataan kota yang baik akan bisa tercapai hingga 20 sampai 50 tahun ke depan. Pemerintah bisa sebagai motornya dalam menyusun suatu cetak biru kawasan perkotaan.

“Perlu ada rambu-rambu nasional yang melandasi pembangunan kota di Indonesia yang ditampung dalam strategi pembangunan nasional untuk rencana aksi dukung bersama, bukan langkah sendiri-sendiri,” ujar Boediono.

Mengenai tata kota yang sudah semakin amburadul, Wapres mengatakan, kunci perbaikan adalah penataan kembali. Namun, kata Boediono, yang harus ditata bukan pemukiman terlebih dahulu, tapi lokasi kegiatan usaha atau ekonomi.

“Lokasi usaha itu ibarat gula. Kalau gula disebar ke sejumlah tempat, maka semut akan datang dengan sendirinya dan menyebar,” tutur Boediono.

Tambah Kamar, Hotel Sahid Dapat Utang Rp 210 Miliar dari Bank Artha Graha

Angga Aliya – detikfinance
Selasa, 02/10/2012 12:18 WIB

Jakarta – PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) mendapat fasilitas pinjaman Rp 210 miliar dari PT Bank Artha Graha Tbk (INPC). Dananya akan digunakan untuk renovasi kamar dan bayar utang.

Direktur Utama SHID Hariyadi Sukamdani mengatakan, sebanyak Rp 180 miliar akan digunakan untuk melunasi pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan Rp 30 miliar sisanya untuk merenovasi kamar tahap 2 dan fasilitas lain.

Salah satu dari renovasi itu adalah meningkatkan dan menambah jumlah kamar di Hotel Grand Sahid Jaya menjadi 721 kamar.

“Perseroan sedang dalam menjalankan proses perbaikan secara menyeluruh, selain dari renovasi fasilitas dan pelayanan hotel yang terus ditingkatkan,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (2/10/2012).

Emiten berkode SHID itu merupakan anak usaha dari Sahid Group, salah satu pelopor industri perhotelan nasional.

Wow! Bakal Ada ‘Bundaran HI Kedua’ di Jalan Satrio

Whery Enggo Prayogi – detikfinance
Senin, 01/10/2012 12:32 WIB

Jakarta – Jalan Dr Satrio didesain untuk menjadi pusat komersial baru di Jakarta, melengkapi Jalan Jenderal Sudirman-MH. Thamrin serta Jalan HR Rasuna Said yang lebih dulu berkembang. Untuk lebih menarik perhatian, kabarnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menyiapkan ‘Bundaran HI kedua’ dengan diameter yang lebih besar.

Menurut Ir. Ciputra, ‘Bundaran HI kedua’ berada di antara Ciputra World Jakarta I dan II yang tengah dibangun. Luas bundaran ini sekitar 1-2 hektar.

“Jalan ini akan ada bundaran besar seperti HI kedua. Besarnya 1-2 ha,” jelas Ciputra saat berbincang dengan detikFinance, Senin (1/10/2012).

Posisi bundaran baru ini akan terletak di sebelah barat Ciputra World atau arah menuju Jalan Jenderal Sudirman. Bundaran ini juga akan dilewati oleh jalan layang non tol yang saat ini masih dalam pembangunan.

Ia menambahkan, pembangunan ‘Bundaran HI kedua’ masuk dalam rencana kerja Pemprov DKI Jakarta. Ciputra tentu menyambut baik jika rencana ini terwujud.

Chandra Ciputra, Presiden Direktur PT Ciputra Property Tbk (CTRP) menuturkan, diameter dengan hadirnya ‘Bundaran HI kedua’ plus hadirnya jalan layang non tol, menambah daya tarik Jalan Dr. Satrio di masa mendatang.

Ciputra memimpikan Jalan Dr. Satrio menjadi pusat komersial baru Jakarta dan icon berbelanja bagi turis mancanegara. Ia pun siap berpartisipasi dengan hadirnya CWJ I dan II

“Jalan ini nanti tidak hanya komersial tapi seni rupa dan budaya. Kami akan bangun art gallery, art show, museum, dan thaeter show di Ciputra World Jakarta I,” paparnya.

“Di Ciputra World Jakarta II adalah lahan 7.500 meter kami akan bangun taman, The Garden of Lights, cahaya warna hingga ada keunikan di dalamnya,” tutur Ciputra.

Pengusaha Minta SBY Hapus Subsidi BBM

Zulfi Suhendra – detikfinance
Selasa, 02/10/2012 13:40 WIB

Jakarta – Para pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Kadin meminta Presiden SBY untuk menghapuskan subsidi BBM. Karena subsidi BBM menggerus anggaran dan membuat pembangunan infrastruktur terbengkalai.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto dalam Rapimnas Kadin yang dihadiri Presiden SBY di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (2/10/2012).

“Dengan pertimbangan bahwa dana saving (penghematan) dari subsidi BBM dialokasikan untuk mempercepat pembangunan di daerah, maka Kadin akan sepenuhnya mendukung kebijakan pemerintah untuk mengurangi dan bahkan meniadakan sama sekali subsidi BBM,” tutur Suryo.

Di depan SBY, Suryo menyatakan, beban APBN saat ini sudah sangat berat karena subsidi BBM yang terlalu besar, bahkan tahun ini mencapai Rp 216 triliun sementara alokasinya tidak tepat sasaran alias dinikmati pihak-pihak tak berhak.

“Keprihatinan dunia usaha adalah bahwa tingginya beban subsidi BBM pada APBN akan menyebabkan tersisihnya pembangunan sektor lain yang mendesak. Kadin berharap dengan berkurangnya beban APBN untuk subsidi BBM, maka saving yang terjadi dapat dialokasikan kepada Daerah untuk pembangunan infrastruktur yang mendesak,” papar Suryo.

Suryo juga pernah mengatakan, subsidi BBM tidak tepat lagi. Harga satu liter BBM subsidi yang lebih murah dari 1 botol air mineral, sudah tidak masuk akal.

Menurut Suryo, subsidi energi (BBM dan listrik) yang mencapai hampir Rp 300 triliun dinilai terlalu besar, dan habis hanya untuk dibakar.

“Bayangkan kalau Rp 300 triliun tersebut dialihkan ke infrastruktur dan pendidikan. Banyak yang merasakan dampaknya, seperti pembangunan infrastruktur efeknya akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan geliat ekonomi, dan pengusaha pastinya akan memanfaatkannya juga. Bandingkan dengan subsidi BBM dan listrik saat ini, ya yang menikmati kita-kita ini (pengusaha) dan orang mampu,” paparnya.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, secara ideal memang subsidi BBM ini harusnya diganti oleh subsidi langsung. Namun pemerintah belum berani menghapuskan subsidi BBM. Entah apa alasannya.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) pernah menyatakan soal dugaan penyelundupan BBM subsidi sebanyak 1.700 kiloliter (KL) atau kira-kira setara 170 truk tangki BBM di Kalimantan Selatan yang tidak sampai ke SPBU.

Bahkan Menteri ESDM Jero Wacik mengakui, selama ini penyelundupan BBM subsidi makin banyak karena harga BBM subsidi yang terlalu murah yaitu Rp 4.500 per liter dibandingkan BBM non subsidi sekitar Rp 9.700 per liter.

Jero Wacik tak menampik adanya penyelundupan BBM subsidi. Bahkan menurut Jero, aksi penyelundupan BBM subsidi makin banyak walaupun sudah banyak yang tertangkap. Hal ini salah satunya disebabkan oleh makin lebarnya perbedaan harga antara BBM subsidi dengan BBM non subsidi.

“Kita sudah tangkap mereka, tapi yang menyelundup makin banyak lagi, semakin banyak akal-akalan mereka”, kata Jero.

Maret 2013, Obat ‘Made In Indonesia’ Masuk Kazakhstan

Feby Dwi Sutianto – detikfinance
Senin, 01/10/2012 17:24 WIB

Jakarta – PT Indofarma Tbk saat ini sedang menunggu persetujuan ekspor obat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Kazakhstan untuk memasukkan obat ke sana.

Ditargetkan pada Maret 2013, BUMN farmasi ini telah mengapalkan produk obat-obatan pertamanya ke pasar Kazakhstan.

“Progres sedang registrasi obat di kazhktan di BPOM di sana, butuh waktu 6 bulan. Maret 2013 mudah-mudahan bisa ekspor,” kata Direktur Utama Indofarma Djakfarudin Junus kepada wartawan di Jakarta, Senin (1/10/2012).

Nantinya, tahap awal Indofarma akan mengekspor sebanyak 15 jenis produk obat. Tahap berikutnya, dilanjutkan dengan kerjasama pengembangan produk.

“Tahapan pertama kerjasama marketing, tahap kedua pengembangan produk, tahap ketiga pendirian pabrik,” imbuhnya.

Terkait rencana pembangunan pabrik di Kazakhstan, Djakfarudin menegaskan Indofarma tidak akan mengeluarkan investasi untuk pembangunan pabrik obat di sana.

“Kita hanya kirim tenaga ahli, mereka yang mendirikan pabrik,” pungkasnya

Peringkat Utang Turun, Ini Strategi Perusahaan Tambang Grup Bakrie

Angga Aliya – detikfinance
Selasa, 02/10/2012 12:03 WIB

Jakarta – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah menyiapkan beberapa strategi guna meningkatkan kembali peringkat utangnya yang sudah diturunkan oleh Moody’s dan S&P.

Seperti dikutip dari bahan paparan publik BUMI, Selasa (2/10/2012), salah satu kelompok usaha grup Bakrie itu telah menyiapkan empat langkah utama menyusul turunnya peringkat utang mereka dari B+ menjadi BB-.

Pertama, emiten berkode BUMI itu akan membidik produksi batubara 100 juta ton di 2014 yang diharapkan mampu meningkatkan EBITDA dalam rangka proses penurunan utang.

Sementara, kedua, menargetkan penurunan utang (deleveraging) hingga mencapai tingkat EBITDA sekitar 1x selama 2 tahun ke depan.

Perseroan juga akan memonetisasi aset-aset non-core untuk memperkuat arus dana danmempercepat perkembangan aset-aset tersebut dan proses penurunan utang (deleveraging). Ini merupakan langkah ketiga. Sementara yang keempat mengurangi beban bunga atas pinjaman secara cepat.

Seperti diketahui, setelah mendapat kabar akan dilakukannya audit investigasi kepada perseroan oleh induk usahanya, Bumi Plc, peringkat utang BUMI sudah diturunkan oleh Moody’s dan S&P.

Kedua lembaga pemeringkat internasional itu juga memberikan outlook negatif terhadap BUMI. Perseroan berniat menggelar paparan publik siang ini untuk memberikan penjelasan terhadap tuduhan induk usahanya itu.

Tambang Grup Bakrie Punya Utang Rp 37 Triliun

Angga Aliya – detikfinance
Selasa, 02/10/2012 11:55 WIB

Jakarta – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) punya total utang US$ 4,113 miliar atau setara Rp 37 triliun. Utang ini merupakan milik perseroan dan anak usahanya.

Seperti dikutip dari bahan paparan publik BUMI, Selasa (2/10/2012), pinjaman milik BUMI sendiri mencapai US$ 3,789 miliar (Rp 34 triliun). Rata-rata utang ini akan jatuh tempo mulai tahun ini hingga 2017 nanti.

Utang tersebut didapat dari banyak pihak, diantaranya dari UBS AG, Country Forest Limited, Guaranteed Senior Secured Notes, Credit Suisse, Guaranteed Senior Secured Note II, Axis Bank Limited, Deutsche Bank, dan China Development Bank.

Sementara sebanyak US$ 323,41 juta (Rp 2,91 triliun) merupakan utang dari anak usahanya. Utang-utang anak usahanya ini akan jatuh tempo mulai tahun ini hingga 2016.

Utang anak usaha tambang grup Bakrie itu didapat dari Credit Suisse, Nomura PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank Bukopin Tbk (BBKP), dan Bank Mualamat.